Go Blog

PRIVATE TEACHER Part V

Posted by Awan Punya Cerita Wednesday, December 2, 2009

Sudah tiga hari ini Aku berhasil menahan diri, sudah tiga hari ini Aku tak menyentuh Tante. Tantepun kelihatan tenang2 saja, tak coba menggodaku apalagi mengajakku berhubungan seks. Nah, hari keempat ini Aku sudah tak tahan lagi, aku sudah kepingin sekali menyetubuhinya. Sebenarnya Aku merasa tak enak sendiri selama tiga hari ini Aku seakan menjauhi Tante. Aku khawatir merasa kuacuhkan, apalagi selama tiga hari ini Tante tak berusaha mendekatiku.

Jalan untuk berbuat dosa lagi seakan begitu mudah, siang ini mbak Mar pamit keluar rumah. Aku tahu ini ketika dia turun tangga dan menuju pintu depan.
"Kemana Mbak?"sapaku.
"Mau ke tempat kakak..." Kakak dia kerja juga sebagai pembantu di luar kompleks, tak begitu jauh, hanya sekali naik kendaraan umum.
"Udah bilang Ibu kok...Mas"

Setelah Aku yakin mbak Mar sudah jauh, aku naik tangga ke kamar Tante. Kuketok pintu kamarnya.
"Siapa?" samar2 suara dari dalam.
"Didin Tante" Terdengar langkah kaki dan sejurus kemudian pintu terbuka. Tante muncul, memakai baju tidur model lengan panjang dan celana panjang yang rapat menutupi tubuhnya. Tidak seperti biasanya yang berdaster. Wajahnya terlihat kurang segar, tapi tak mengurangi nafsuku.
"Tante sakit?"
"Engga, kenapa?"
"Saya kangen....."
"Sini peluk Tante...."
Aku memeluknya dengan erat, Aku yakin Tante merasakan penisku yang tegang terhimpit di antara tubuh kami.
Beberapa saat kami berpelukan, kucium kedua pipinya lalu bibirnya. kami berpagutan.
"Saya pengin, Tante...." bisikku.
"Pengin apa...." Aku tahu Tante hanya menggoda. Kuciumi lagi bibirnya sambil kudorong tubuhnya menuju ranjang. Tante menurut walaupun kurasakan reaksinya tak sepanas seperti biasanya. Agak ogah-ogahan, tapi Aku tak peduli, habis sudah kepingin banget....

Kutindih tubuhnya, kubukai seluruh kancing baju tidurnya, juga kaitan bra-nya. Kuciumi buah kembarnya, tak puas-puasnya. Sudah kuduga, puting itu cepat menjadi tegang. Aku makin semangat menciumi dadanya.

Saat untuk mulai tiba, Aku menelanjangi diri, tapi Tante tak melepas celana tidurnya. Biasanya sewaktu Aku membukai pakaianku Tantepun segera berbugil. Ketika tanganku bergerak mau memelorotkan celananya Tante malah mencegah. Disuruhnya Aku rebah terlentang, Tante malah bangkit duduk di sampingku. Dia ingin di atas, pikirku.

Tante belum juga berbugil, tangannya mengelusi penisku yang sudah tegang maksimum. Diraba2nya seluruh bagian batangku, juga biji2 pelirku.
"Ayo Tante ..... saya dah gak tahan...."
"Sabar ya sayang...."
OK, aku tunggu. Kunikmati rabaan tangannya pada kelaminku.
"Punyamu emang gede..... panjang lagi...."

Aku sudah tak tahan, kuulurkan tanganku menggapai karet celananya hendak kuturunkan. Tante menahan tanganku. Aneh.
"Tante gak bisa Din...."
"Kenapa Tante.... saya pengin sekarang..."
"Tante sedang mens"
Mens ? Apa pula itu....
"Kamu belum tahu?"
"Belum Tante"
Dengan singkat Tante menjelaskan tentang siklus haid pada wanita serta larangan untuk berhubungan ketika sedang mens. Walaupun sambil bicara tangan Tante tak lepas masih mengelusi penisku. kemudian tanganku diraihnya dan disusupkan ke pinggangnya dan ke bawah. Kurasakan di celana dalam Tante ada 'ganjalan' yang menutupi kelaminnya.
"Itu untuk menampung"jelasnya. Ditariknya tanganku keluar lagi dari celana tidurnya. Aku mengangguk-angguk bagai anak SD menerima pelajaran baru.
"Kamu pengin ya..."katanya kemudian.
"Iya Tante.... Lihat aja..."jawabku sambil memegang kelaminku yang tegak kencang dengan gagahnya.
"Kasihan..... "kata Tante sambil mengelus-elus batang kelaminku.
"Kalo mens sampai berapa lama?"tanyaku
"Biasanya Tante sekitar seminggu"
Seminggu ? Celaka, berarti masih 4 hari lagi, mana bisa Aku menunggu begitu lama ?

"Nakal ya kamu...."kata Tante seolah berbicara kepada penisku. Digenggamnya penisku kuat2.
"Auuw..."Aku berteriak kecil. Lalu dielusnya lagi.
"Pengin banget Din ?"tanyanya.
"Banget Tante...."

Tiba-tiba tubuhnya membungkuk, dan ..... bibirnya mengecup batang penisku !
"Tante...."seruku kaget. Dia tak berreaksi.
Bahkan bibirnya terus mengecupi seluruh batang penisku, termasuk kepalanya.
"Tante...."
"Ssst.... nikmati aja ya..."
Lagi-lagi dia bikin aku kaget, lidahnya kini ikut bermain. Tante menjilati kelaminku ! Aku tak sempat lagi bicara apa2, Aku sibuk menikmati jilatan lidahnya pada kelaminku. Tak lagi sempat mikir tentang kepantasan. Bayangkan, isteri Oomku menjilati penisku.... Ini pengalaman pertama !

Aku tak bisa lagi menahan mulutku untuk tak berteriak, ketika tiba-tiba kepala penisku dimasukkan ke dalam mulutnya !
"Tante....!"
Matanya sekilas melihatku, lalu kembali asyik mengulumi kepala penisku. Tak hanya kepala bahkan, separuh batangku sudah lenyap ke dalam mulutnya. Lalu ketika kepala Tante bergerak-gerak naik-turun, Aku hanya bisa mendesis-desis persis seperti orang kepedasan. Oh.... alangkah nikmatnya ....
Mau-maunya perempuan cantik ini mengemuti kelaminku....
Aku serasa melayang di awang-awang....

Lalu ketika mulai kurasakan geli-geli di situ, aku duduk bangkit.
Saatnya hampir tiba....
nyaris tiba....

Aku menggeser mundur pantatku, maksudku hendak melepas penisku dari mulutnya, seperti yang sering kulakukan kalau sedang memompa dan terasa hampir keluar, aku selalu mencabutnya.

Tapi Tante malah mengikuti gerakanku, seolah tak rela penisku lepas dari mulutnya. Sementara Aku tak bisa menahan lagi untuk "keluar" dan tak sempat mencabut. Apa boleh buat, sambil setengah berteriak :"Tante ...Oooh..." Aku menyemprotkan maniku ke dalam mulut Tante !

Penisku berkedut-kedut, beberapa saat bibir Tante masih menggenggam batangku sebelum melepaskannya. Mulut Tante terkatub rapat dan tangannya menggapai tissue di meja rias, lalu dimuntahkannya cairan maniku di atas beberapa lembar tissue dan di buangnya ke kotak sampah di dekat meja rias.
"Tante .... kok.....?"
"Enak ?"tanyanya.
"Enak banget tante.... tapi Tante engga ...hmm...."
"Engga apa?"
"Engga jijik...?"
"Itu salah satu variasi bercinta Din.... namanya oral-sex"
"Banyak yang belum saya tahu tentang hubungan seks, Tante, jelaskan yang lainnya dong..."
"Nanti Tante jelaskan, satu-persatu ya..."

"Udah lega sekarang?"tanyanya. Dia melirik kelaminku yang mulai turun.
Aku mengangguk.
"Mau lagi ?"tanyanya menggoda. Kakinya dibentang lebar hingga celana dalamnya yang berlapis di dalamnya tampak. Aku menubruknya, kutindih tubuhnya, dan kuciumi dadanya. Puting itu masih menegang. Kukulumi.
Tante mendesah. Tapi kemudian ditolaknya tubuhku.
"Kenapa Tante?"
"Udah ah.... ntar Tante jadi pengin...."

Aku menuruni tangga dengan perasaan enteng, nafsu yang mendesak tadi sudah tersalurkan. Walaupun tak sepuas dibandingkan dengan hubungan kelamin, tapi cukup melegakan dan aku mendapat pengalaman baru : penisku disedot-sedot sampai keluar, di mulut lagi....

***

Perasaan enteng dan lega itu ternyata tak lama bertahan. Keesok harinya kembali gelora nafsuku mendesak, tapi Aku harus menunggu 3 hari lagi. Ingin dioral lagi seperti kemarin Aku tak berani minta, sebab selain merasa tak enak aku juga merasa hanya aku yang menikmati, Tante tidak. Kalau berhubungan seks selain nikmat aku juga puas bisa membuat Tante menggelepar keenakan. Tak adil rasanya bila Aku sendiri yang puas.

Hari berikutnya ketika Aku sudah tak tahan lagi, Aku coba cium-cium dan raba-raba tubuh Tante. Tapi ya cuma itu, sebab ada mbak Mar yang sekali-kali masuk ke ruang tengah.
"Ke atas yuk Tante...."bisikku.
"Tante belum selesai Din...."
"Saya tahu Tante.... masih dua hari lagi kan..."
"Nah itu kamu udah tahu...."
Kuraih tangannya dan kuletakkan di selangkanganku.
"Tapi saya gak tahan Tante...."
Digenggamnya penisku yang tegang.
"Ih....keras banget...."
"Dioral aja Tante ...."
"Kamu harus belajar sabar ya...."
Wajahnya serius. Aku tak berani minta lagi.
"Saya kangen...."
Tante masih asyik membaca, tak komentar.
"Pengin peluk Tante...." Aku merayu
"Pengin menelanjangi Tante...."
Masih diam.
"Pengin ciumin dada Tante...." terus usaha.
Aku remas-remas buah dadanya yang masih tertutup rapat.
"Tante....."

Tiba-tiba Tante membukai kancing blousenya, kemudian tali bra-nya diturunkan dan sebelah buah dadanya dikeluarkan dari "sarang"nya.
"Cium...."perintahnya. Tanpa membuang waktu aku langsung menciumi buah dada kenyal dan mulus itu dan mengulumi putingnya yang ternyata sudah mengeras.
"Dah...udah...."katanya sambil mendorong kepalaku.
"Ada Si Mar...."bisiknya.

***

Penantianku akhirnya berakhir, menurut perhitunganku Jumat ini Tante mens-nya selesai. Tak sabaran Aku pulang sekolah ingin segera sampai ke rumah. Ajakan teman2 untuk jalan2 ke mall aku tolak dengan berbagai alasan. Sampai di rumah Aku menunda makan siang dan cepat-cepat naik tangga menuju kamar Tante.
Tante...aku datang... kataku dalam hati.

Tanganku yang terangkat siap mengetuk pintu kamar Tante urung kulakukan. Samar2 kudengar suara2 aneh dari dalam kamar. Kutajamkan telingaku mendengarkan. Beberapa menit kemudian Aku mengerti. Suara desahan nafas dan erangan memberiku informasi bahwa Tante dan Oom sedang berhubungan seks !

Untung Aku tak jadi mengetuk pintu. Kalau tadi kuketuk, habislah Aku ! Dengan langkah hati2 Aku turun kembali menuju garasi. Benar, mobil Oom ada di situ. Tadi Aku buru2 dengan semangatnya sampai tak menyadari bahwa Oom ada di rumah. Baru kali ini Aku mendapati Oom di rumah siang hari. Tak biasa. Ada apa ? Mungkin Oom juga tak sabar menanti selesainya mens Tante sehingga pulang cepat hari ini ? Aku kalah cepat ! Sialan, Aku keduluan orang ! Orang ? Bukankah Oom adalah pemilik sah Tante ? Siapakah Aku ? Kenapa musti ngomel ? Kamu cuma keponakan yang kurang ajar. Kamu tak berhak untuk meniduri isteri Oom kamu ! Dia yang berhak !

Walaupun dengan rasa kecewa yang mendalam dan nafsu yang telah di ubun2, Aku menyadari posisiku. Aku masuk kamar ganti baju dan makan siang. Makan siang yang tak bernafsu, sama sekali tak nikmat sebelum nafsuku yang satu itu terpenuhi. Kubawa piring yang masih bersisa makanan ke belakang. Maksudku mau membuang sisa makanan ini agar tak ketahuan mBak Mar bahwa Aku membuang makanan. Biasanya Aku selalu menghabiskan makanan.

Tapi sampai di belakang ada mBak Mar sedang mencuci piring.
"Sini Mas, sekalian saya cuci..."
Apa boleh buat, kuserahkan piring sebelum Aku belum sempat membuang sisa makanan.
"Tumben gak habis...."katanya.
"Eh... iya mbak, tadi makan baso di sekolah"kataku asal, rada gugup.

Mendadak mataku tertuju ke dada mbak Mar yang sedikit terbuka. Tak ada kancing baju yang terbuka sebenarnya, hanya tepi kanan bajunya di bagian dada sedikit turun, memperlihatkan sebagian kecil bagian atas dada mbak Mar. Belum sampai ke buahnya sih, masih "jauh", tapi penampakan ini menggambarkan betapa menggelumbungnya dada mbak Mar. Nafsuku langsung naik lagi. Selama ini sekalipun Aku tak pernah memperhatikan mbak Mar. Aku begitu mabuk dengan Tante, satu-satunya perempuan yang pernah kulihat seluruh bentuk tubuhnya. Tubuh yang sempurna. Satu-satunya perempuan yang pernah kutiduri.

Hanya karena melihat sedikit wilayah dada mbak Mar, Aku jadi memperhatikan perempuan ini. Kulitnya sawo matang seperti perempuan Jawa pada umumnya, hanya terlihat bersih untuk ukuran perempuan desa. Wilayah dada tadi sedikit lebih cerah. Wajahnya biasa-biasa saja. Tubuhnya sedikit lebih pendek dari Tante, mungkin termasuk agak tinggi dibanding pembantu2 di sekitar rumah. Ternyata, dadanya membukit, kelihatan kencang letaknya agak ke atas, dan pantatnya menonjol ke belakang dengan pinggang yang lumayan ramping. Sosok tubuh yang lumayan seksi sebetulnya. Menyesal Aku tak memperhatikan dari dulu. Atau karena Aku sedang nafsu yang sudah beberapa hari tak tersalurkan ? Mungkin saja. Yang jelas di mataku sekarang ini tubuh itu tampak seksi.

Rasanya Aku ingin menubruknya, tapi untunglah Aku masih mampu menahan diri. Tapi ya.... daripada bengong gak dapat kesempatan menyetubuhi Tante...
"Saya bantu mbak" kataku sambil melangkah mendekati dan Aku berdiri di sampingnya.
"Gak usah Mas..."katanya.
"Sekali-sekali boleh dong ngebantu"
Mbak Mar yang menggosok piring dsb, Aku yang membilasnya. Sekali-kali lenganku menyenggol lengannya. Karena tubuhku lebih tinggi kadang seolah tak sengaja lenganku menyenggol ujung dadanya. Tak nampak ada protes atau penolakan, mungkin karena dia mengira Aku tak sengaja menyenggol. Tubuhku yang lebih tinggi juga memberiku keuntungan. Kalau Aku melirik ke dadanya, wilayah yang sedikit terbuka tadi nampak lebih "luas", bahkan tampak sebersit belahan dadanya, yang membuatku yakin dada mbak Mar memang montok. Makin membuatku senewen saja... Sayangnya, tak ada lagi piring dan peralatan dapur lain yang harus dicuci.
"Bantu apa lagi mbak"
"Udahlah...udah selesai kok"
Ada cipratan sisa makanan di pinggul mbak Mar menimbulkan ide nakal.
"Kotor nih mbak...."kataku sambil telapak tanganku membersihkannya. Tak hanya di pinggul, tanganku juga kebelakang, membersihkan setengah mengelus pantatnya. Wuuiih .... pantat mbak Mar kenceng banget. Pantat Tante memang kenceng, tapi ini lebih padet.
"Biarin lah Mas.... bentar lagi mandi"
"Mau bantu dimandiin?"
Wajah mbak Mar kaget, cuma sekejap tapi, sudah itu ketawa.
"Mulai nakal ya..."
"Atau bantuin ganti baju"
"Hus ...dah...kedepan sana..."katanya.
"Gak. Mau disini aja"
"Entar Ibu ngeliat kan gak enak"
Benar juga. Seperti diingatkan, apa jadinya kalau Tante tahu Aku menggoda mbak Mar.
Aku beranjak ke depan. Tapi sebelumnya secara tiba-tiba pinggang mbak Mar aku cubit pelan.
Mbak Mar teriak, tapi kemudian mulutnya dia tutup sendiri. Lenganku dipukulnya.
"Anak kecil nakal ...!"

Anak kecil ? Belum tahu dia. Memang umurku lebih muda 2 - 3 tahun dari dia, tapi soal pengalaman ?
Candaan tadi paling tidak membuatku berniat untuk lebih mendekati pembantu seksi ini, menggodanya, dan kalau mungkin menidurinya. Tapi pendekatan harus kulakukan pelan-pelan dan bartahap supaya tak ada penolakan. Lagian Aku belum yakin apakah mbak Mar mau...

Aku kembali ke ruang tengah nonton TV. Tan berapa lama kemudian Oom turun dengan pakaian yang sudah rapi. Hatiku bersorak. Kelihatannya Oom mau pergi lagi, dan Aku bisa minta "jatah"ku ke Tante...
"Eh kamu Din.... baru pulang?"
"Iya Oom..."
"Udah makan belum?"
"Sudah Oom .... barusan"
Terdengar langkah kaki di tangga, Tante turun, juga dengan pakaian rapi, dan ... wah.... cantik banget! Mukanya bersemu merah dan berseri-seri. Terus terang Aku iri pada Oom yang baru saja meniduri wanita cantik ini. Tak apa-apa....toh sebentar lagi giliranku. Tapi kenapa Tante sudah berdandan rapi begini ?
Tante ke meja makan.
"Makan Din...."
"Udah Tante"
Suami isteri itu lalu makan berdua, makan siang yang terlambat karena mendahulukan "makan siang" di ranjang.

"Din..."
"Ya Oom..."
"Bentar lagi Oom mau berangkat ke Bandung, pulang Minggu sore"kata Oom
Wah..... Aku bersorak. Bayangkan, Oom ke Bandung sampai Minggu berarti nginap 2 malam, berarti dua malam Tante tak ada yang menemani, berarti aku ........
"Tantemu ikut, jadi kamu baik-baik jaga rumah ya.."
Harapanku yang baru saja bersinar, langsung runtuh detik itu juga !
"Baik Oom, akan saya jaga baik-baik"kataku lesu.
Oom memberikan pesan-pesan apa saja yang harus dikerjakan oleh Mang Pendi, dan Tante nimbrung tentang apa yang harus dikerjakan oleh mbak Mar. Anehnya selama bicara Tante tak berani menatap mataku seperti biasanya. Mungkin dia merasa masih punya "utang" dan tak sempat membayarnya...

Selesai makan Oom menyuruh sopir untuk memasukkan traveling-bag ke dalam mobil. Oom lalu ke garasi bicara dengan sopir yang sedang mengecheck mesin mobil. AKu mendekati Tante yang sedang memberesi meja makan. Aku lihat kearah garasi, aman. Aku peluk tubuh Tante dari belakang.
"Eeehh... Din, kamu jangan ngawur"katanya pelan sambil melihat ke arah garasi.
"Saya pengin banget Tante.... pengin banget..." kuremas dadanya, Tante membiarkan, matanya tak lepas ke arah garasi.
"Gak sempet Din...."
Kudesakkan penisku yang mendadak tegang ke pantatnya.
"Iya saya tahu Tante..... "kugoyang pantatku.
Matanya terpejam dan terdengar rintihan amat pelan dari mulutnya.
"Udah Din....udah...."
Aku melepas, aku juga tahu bahayanya bila tiba-tiba Oom memasuki ruangan. AKu kembali duduk setelah dengan gemasnya meremas buah dadanya.

Untunglah tak berapa lama kemudia Oom masuk.
"Mam.... kita berangkat......"Oom melihat arlojinya. "Setengah jam lagi lah, Papa mo reply e-mail dulu"
"Okay Pap, selesaiin dulu lah..."kata Tante. Oom menaiki tangga. Komputer yang terhubung dengan internet memang yang ada di ruang kerja di lantai atas, sebelah kamar tidur.

Ini sebetulnya kesempatan bagiku untuk sekedar peluk-peluk Tante seperti tadi. Tapi Aku mikir resikonya besar, lagipula hanya akan membuatku makin tinggi tanpa sempat tersalurkan. Sabar sajalah, nanti saja kalau sepulang Tante dari Bandung.

Tiba-tiba Tante menarik tanganku, aku langsung berdiri mengikutinya masuk ke kamarku. Masih terkaget-kaget Aku ketika menutup pintu kamarku dan langsung menguncinya.
"Jangan ditutup, buka dikit aja..."kata Tante.
Tante langsung ke balik pintu dan bersender ke dinding. Tanpa perintah Aku langsung mendekatinya, dan hendak mencium bibirnya.
"Jangan cium...."
Aku baru ingat, Tante sudah berdandan. Kalau kucium lipstik di bibirnya akan habis dan akan jadi pertanyaan Oom.
Aku rabai dan remas2 dadanya. Tangan Tante lalu membuka rits celanaku dan mengeluarkan isinya. Dengan beberapa kali elusan saja penisku sudah membesar tegang dan keras siap tempur.
Lalu Tante melepaskan sendiri celana dalamnya, mengangkat roknya dan juga sebelah kakinya.
"Ayo....masukin.... gak banyak waktu...."katanya
Dan terjadilah, Aku menyetubuhi Tante dengan "standing style" seperti yang telah Aku ceritakan di awal tulisan ini ,,,,

***

Aku terbangun kaget. Rupanya Aku ketiduran setelah "standing service" dari Tante. Aku keluar kamar, mobil sudah tak ada di garasi, mereka sudah berangkat ke Bandung. Aku ke belakang panggil2 mbak Mar, tak ada. Oh... sudah jam 5 sore, mbak Mar pasti keluar rumah, biasa ngobrol antar pembantu di rumah sebelah, biasanya menjelang magrib dia pulang.

Aku duduk menghidupkan TV tapi pikiranku melayang, membayangkan kejadian siang tadi di kamarku. Tante begitu baiknya memenuhi permintaanku walaupun dengan mengambil resiko ketahuan suaminya. Idenya tadi sungguh segar dan nakal. Membayangkan itu, tak sadar penisku mulai menggeliat. Ah..... paling tidak Aku harus menunggu samapi Senin. Jadi ngapain saja Aku selama dua hari ini ?

Aha, mbak Mar !
Inilah saatnya untuk lebih mendekatinya dan merayunya. Kuputuskan untuk mulai menggodanya malam ini.
Aku menunggu dengan sabar sambil berpikir cara2 dan tahapan untuk menggodanya. Aku menemukan ide yang mungkin bisa jalan. Kucari-cari VCD di seluruh laci penyimpanan, dulu Tante pernah putar VDC yang ada adegan doggie style, tak ketemu. Atau VCD lain yang kira2 ada adegan seks-nya juga tak ketemu. Pasti disimpan Tante entah di mana, mungkin di kamarnya. Tapi Aku tak berani mancari-cari di kamarnya. Aha... mungkin besok Aku bisa pinjam teman !

0 comments

Post a Comment

Search This Blog